UMUR CINTA TERHADAP DUNIA TINGGAL SEDETIK
"Ust. ABDUL AZIZ RIDWAN"
Istilah 'Rajanya Nikmat' itu sudah digunakan oleh para ahli ilmu jaman Tabi'in
I. 5 tanda orang yang mendapat kebahagiaan:
1. Seorang hamba, ketika ilmunya bertambah, maka 2 hal dalam dirinya juga bertambah yaitu tawadhu dan rasa kasih sayangnya.
Carilah kebahagiaan / kenikmatan hidup dalam 3 tempat berikut:
> Di dalam sholat
> Di dalam membaca Al Qur'an dengan memahami isinya
> Di dalam majelis dzikir/ilmu
Maka seseorang kalau menjumpai manisnya hidup di dalam 3 tempat ini maka berbahagialah. Sebaliknya jika tidak menjumpai maka ketahuilah pintu kebahagiaan sudah tertutup. Tawadhu merupakan sifat utamanya orang iman, yaitu ketika bertemu orang yg lebih tua maka dia meyakini amalan orang itu lebih banyak, dan ketika bertemu orang yang lebih kecil, dia meyakini dosanya orang itu lebih sedikit.
Maka sebaliknya orang yang celaka adalah orang yang ketika ilmunya bertambah, dia semakin sombong.
2. Ketika seseorang amalannya bertambah, maka kekhawatiran/ketakutannya bertambah. Khawatir kalau amalannya belum cukup. Khawatir kalau bertemu Allah amalannya masih belum cukup. Takut kalau amalannya belum sesuai.
Maka sebaliknya orang yang celaka adalah seseorang yang ketika amalannya bertambah di situ dia merasa pol sendiri. Merasa amalannya cukup. Sepulang dari Makkah merasa tidak perlu beribadah lagi.
Sedangkan Nabi Muhammad SAW yang sudah dijamin surga dan diampuni semua dosa-dosanya Beliau mewajibkan dirinya untuk sholat malam dan menambah amalan-amalan sunnah lainnya.
Sahabat Umar bin Khattab tidak pernah menyengajakan tidur, bahkan menyabdakan:
> Kalau aku tidur di siang hari maka aku menyia-nyiakan perkara umatku.
> Kalau aku tidur di malam hari maka aku menyia-nyiakan hak Tuhanku.
* Tanda diterimanya amal baik adalah mengikutinya amal-amal baik berikutnya.
3. Ketika seseorang umurnya bertambah maka keinginan kepada dunia semakin berkurang, semakin khusyuk ibadah.
Maka sebaliknya orang yang celaka adalah orang yang semakin bertambah umurnya semakin mencintai dunia, semakin terobsesi dengan dunia, semakin sibuk dengan urusan dunia. Ibarat orang bodoh, yang tersesat padahal rumahnya sudah dekat.
Ada 4 ayat Allah memerintahkan untuk mencari Akhirat dengan cepat:
a. Surat AlJum'at
b. Surat Adzdzariat
c. Surat Ali Imron
d. Surat Al Baqoroh
Sedangkan urusan dunia Allah berfirman dalam surat Al Mulk, dalam mencari dunia supaya santai saja. Perkara rizki sudah ada takarannya. Tidak ada faedahnya mengejar urusan dunia.
Tidak ada satu ayat pun atau satu sabdanya Nabi yang memuji dunia, bahkan sebaliknya 'melaknati' dunia.
Nabi sendiri hidupnya sederhana bahkan cenderung di bawah garis kemiskinan. Bahkan do'anya Nabi ingin hidup miskin dan dikumpulkan di akhirat bersama orang miskin. Padahal seandainya Nabi berdo'a gunung Uhud jadi emas, akan terwujud. Kenapa? Karena Nabi ingin merasakan nikmat walaupun mendapatkan nikmat yang sedikit.
4. Ketika seorang hamba hartanya semakin bertambah maka sifat dermawannya juga semakin bertambah.
Sebaliknya orang yang celaka adalah orang yang ketika hartanya bertambah dia semakin pelit. Merasa bahwa hartanya diperoleh atas usahanya, sehingga berat untuk bershodaqoh.
Zaman Nabi Musa ada seorang laki-laki minta kepada Nabi Musa untuk dido'akan agar diberi kekayaan.
Nabi Musa akhirnya mendo'akan dan ditanya balik oleh Allah dia ingin kaya di awal umur atau di akhir umur.
Laki-laki tersebut memilih untuk kaya di awal umur dan do'a tersebut terkabul.
Ternyata hingga akhir hayatnya hartanya semakin banyak. Bahkan meninggalkan harta warisan yang banyak untuk ahli warisnya. Maka Nabi Musa bertanya kepada Allah.
Allah menjawab bahwa laki-laki tersebut sangat dermawan sehingga Allah tidak bisa menahan mengalirnya rizki untuk laki-laki tersebut.
Orang kikir ketika mati akan mendapatkan 2 musibah berkaitan dengan hartanya:
> hartanya diambil oleh orang lain sedangkan dia tidak membawa apa-apa
> di akhirat ditanya tentang hartanya
Orang pelit itu bahkan untuk dirinya pun pelit.
Dunia itu:
> isinya permainan: biasanya dilakukan anak kecil.
> lahan, sesuatu yang tidak ada faedahnya: biasanya perbuatan anak muda.
> hiasan, biasanya perbuatan perempuan, senang dengan perhiasan, senang dengan casing. Maka jangan hanya mementingkan tampilan.
> saling membanggakan, ada unsur bersaing, saling mengalahkan: biasanya perbuatan orang yang selevel. Maka jangan hanya disibukkan dengan persaingan urusan dunia.
> saling memperbanyak harta. Umumnya para orang tua mengutamakan (membanggakan) tentang kesuksesan anak dan harta.
5. Ketika seseorang bertambah pangkatnya/tinggi kedudukannya, maka tawadhu'nya akan semakin bertambah, kedekatan dengan manusia bertambah, tidak sombong dan memenuhi kebutuhan mereka.
Dapukan itu tujuannya untuk melayani.
Contoh Khalifah yang jadi teladan dalam hal tawadhu', kedekatan dengan ru'yah dan mengurusi kepada ru'yah:
1. Umar bin Khattab
2. Umar bin Abdul Aziz
5 hal di atas bisa jadi nikmat, namun sebaliknya bisa jadi fitnah. Kalau 5 hal tersebut mendekatkan kepada Allah maka menjadi nikmat. Apabila menjauhkan dari Allah maka menjadi fitnah.
Sumber : PPM Surabaya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar