MENJADI MUBALEGH
#Benarkah_Jadi_MUBALEGH_Masa_Depannya_Suram..??"
Banyak yang masih beranggapan menjadi MUBALEGH tidak menjanjikan masa depan yang cerah, maksudnya adalah masa depan ekonomi yang cerah.
Memang alasan ini jarang yang terucap, tetapi tersirat dari tindakan.
Anak:" Pak saya ingin jadi MUBALEGH aja..!!!
Ortu :" ngapain mondok..??? mbok yaa kerja saja..!!! kalau jadi MUBALEGH, masa depanmu gimana..???
Kalau alasannya "menjadi MUBALEGH tidak ada jaminan masa depan yang cerah" maka pertanyaannya dibalik " apakah kalau tidak jadi MUBALEGH dijamin masa depannya cerah......??"
Apakah kalau tidak jadi MUBALEGH dijamin hidupnya kaya raya..???
Antara kaya, sukses, masa depan cerah, ataupun miskin itu tidak ada hubungannya dengan kedudukan sebagai MUBALEGH, karena kaya dan miskin itu adalah QODAR yang diberikan pada manusia sesuai dengan bagiannya masing-masing.
Banyak yang beranggapan bahwa MUBALEGH itu identik dengan kemiskinan, MUBALEGH itu identik dengan tidak berpendidikan, MUBALEGH itu identik dengan kepolosan, culun, ndeso dll.
Ituuu duluu..!! karena saat itu muballigh blm banyak diberi kesempatan.
Tetapi atas pertolongan Allah, sekarang MUBALEGH maupun MUBALEGHOT sudah banyak yg mendapat pertolongan Allah.
Justru dengan jadi MUBALEGH, seorang anak yg awalnya tidak begitu faham, karena tuntutan tugas, akhirnya bisa menjadi faham beneran.
Yang mulanya kurang dewasa, menjadi lebih dewasa.
Dengan jadi MUBALEGH mental anak menjadi kuat.
Dengan kesulitan ditempat tugas, maka anak akan menjadi ulet dan kreatif serta mandiri.
Intinya, dengan jadi MUBALEGH insya Allah anak akan tertempa menjadi jiwa yang mandiri serta faham agama.
Juga akan mendapatkan pelajaran, serta pengalaman yang tidak akan didapatkan, kecuali menjadi MUBALEGH Tugasan.
Jadi kalau alasan tidak mau jadi MUBALEGH karena takut masa depan dunia suram, maka itu alasan yg tidak benar, dan tidak obyektif.
Bukankah semua orangtua menginginkan anaknya mandiri..??
Insya Allah dengan jiwa mandiri, maka lebih dekat dengan pintu kesuksesan.
Bukankah anak itu dikatakan sukses, bila anak itu mandiri..???
Lagipula sukses itu tidak selalu diukur dengan harta.
Bila anak kita menjadi MUBALEGH, kemudian menikah dan keluarganya tentram, walaupun hidupnya pas-pasan , tetapi teguh dengan keimanannya, teguh dengan ke jama'ahan nya, bukankah itu sukses yang sesungguhnya ??
Bukankah semua itu tidak bisa dinilai dengan harta..??
Inilah sebagian pengalamanku,
"Saya bersyukur telah menjadi MUBALEGH, walaupun rekoso, ternyata dengan rekoso itulah Allah memberi pelajaran yang sangat berharga, yang menjadikan saya mandiri dan kreatif"
INSYA ALLAH rekan-rekan MUBALIGH MUBALIGHOT yang lain juga merasakan kebarokahannya mjd MUBALIGH ataupun MUBALIGHOT.
Ini bukan pamer, tetapi sedikit berbagi untuk motifasi bagi GENERASI PENERUS.
Semoga Bermanfaat
بارك الله لي ولكم
Tidak ada komentar:
Posting Komentar